ZONA OPEN SPACE 3

 Zona Open Space ini memang luar biasa. Euforia nya begitu besar dan ilmu yang bertaburan pun begitu banyak. Setelah menunaikan peran sebagai speaker pada fase 2 kemarin, di fase ketiga ini saya fokus menjadi butterfly dan bumblebee. Berikut beberapa virtual conference yang saya ikuti 

Berikut adalah salah satu speaker asala IP Asia yang saya ikuti conference nya. Beliau membahas tentang membuat aplikasi berbasis google sheet. Menarik sekali dari judulnya, karena sejauh yang saya tahu, membuat aplikasi bukanlah hal mudah dan harus mengetahui coding dan lain lain. Ternyata setelah menyimak pemaparan materi dari beliau, ada sebuah Web Based Application bernama Glide yang membantu kita unutk membut aplikasi sederhana. Sumber data yang digunakan oleh Glide adalah dari google sheet yg tentu lebih familiar bagi saya. Wah, ternyata tidak terlalu sulit membuat aplikasi. Saya tertarik untuk menonton conference beliau krn ada dalam target jangka panjang saya untuk membuat sebuah aplikasi sesuai bidang yg saya tekuni


Lalu, conference berikutnya yang saya ikuti adalah pemaparan dari salah satu teman co housing saya, mbak Emy. Kali ini beliau memaparkan tentang pendidikan seksualitas anak, yang seringkali menjadi hal tabu untuk kita kaitkan atau bicarakan dengan anak. Padahal, menurut mbak Emy, hal ini sangat penting untuk dipelajari orantua agar anak-anak bisa tetap berada pada fitrahnya sbg laki-laki dan perempuan. Ada banyak hal-hal yang harus kita perhatikan sbg orangtua, agar anak-anak tidak terjerumus ke dalam hal - hal yg tidak dinginkan. Seperti, anak laki-laki dan anak perempuan harus dipisah kamarnya walaupun kakak beradik, setelah 5 tahun sudah mulai diajari untuk berada di kamar sendiri,dan lain sebagainya.Hal ini tentu sangat penting, bagi saya juga sebagai orang tua.

Kemudian, conference berikutnya yang saya ikuti adalah Family Knowledge Management bersama mbak Annisa Novita. Pemaparan beliau sangat menarik dan sangat bermanfaat bagi saya, karena jujur saya kurang dalam me manage ilmu yang selama ini saya miliki. Beliau menunjukkan cara menganalisa dan memanage ilmu-ilmu yang kita miliki ke dalam sebuah tabel lengkap dengan kategori, judul, resume, hingga aplikasi dari ilmu tersebut. Beliau mengatakan, akan lebih bermanfaat jika ilmu yang sudah kita miliki untuk diaplikasikan dalam keluarga. Untuk itum dengan keberadaan data ilmu ini, kita bisa melihat ilmu mana yang sudah teraplikasikan dan mana yang belum. Jika ada yang masih sbg bank ilmu, maka jika suatu saat kita membutuhkannya kita tidak perlu mencari lagi, tinggal membuka resume yang pernah kita dapatkan. Inilah yang sering terjadi pada diri saya, seringkali membaca buku, atau mengikuti kulwap ini dan itu, tapi sekedar menyimpan saja resume nya tanpa diaplikasikan dan akhirnya ilmu tersebut terlupakan. Tips dari mbak Annisa adalah menjadkan penerapan ilmu tsb sbg project di keluarga, ah sangat menarik, semoga kali ini saya bisa segera mempraktekkan juga

Masya Allah, masih begitu banyak ilmu bertebaran di Virtual Conference Hexagon City, hingga saya belum menyimak semua. Di dalam co house kami sempat saling berbagi dan mendapatkan ilmu tenntang Frozen Food yang sangat membantu sekali dalam urusan perdapuran. Tips praktis sekali jika sudah bisa mempraktekkan frozen food ini. 

Begitu banyak hal yang saya rasakan selama menjadi hexagonia, rasanya benar -benar menjadi produktif secara real. Produktif yang bukan hanya diukur secara materi tapi lebih dalam dari itu. Sesuatu yang tidak terpikirkan oleh saya sebelum masuk ke hexagon city. Banyak pelajaran berharga bagi saya, terutama tentang pentingnya sebuah teamwork dan cara mengelolanya. Perjalanan di hexagon city membuat saya kembali melihat mind map hidup saya dan lebih mengembangkan dan membuatnya lebih detail lagi. Masya Allah..

Comments

Popular Posts